1. Pengertian Preventif
Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin praevenire, yang artinya“datang sebelum” atau “antisipasi “mempersiapkan diri sebelum terjadi sesuatu” atau “mencegah untuk tidak terjadi sesuatu”. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi dimaknakan sebagai upaya yang secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Assalamualaikum Wr. Wb. Banjir adalah suatu bencana alam yang cukup berdampak negatif bagi masyarakat terutama yang mengalaminya. Namun sesungguhnya bencana banjir bukan sepenuhnya berasal dari alam melainkan dari faktor manusia itu sendiri. Jika saja kita sadar akan kedatangan bencana ini, maka kita pasti akan menjaga kebersihan. Karena bencana ini dapat kita hindari, seperti melakukan hal – hal yang positif. Pertama tidak membuang sampah di tempat air mengalir. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang yang tinggalnya berdekatan dengan kali. Mungkin mereka berfikir sampah mereka akan hilang bersama aliran sungai, padahal jika ia melakukan hal tersebut, sampah yang mereka buang akan tersendat oleh sampah yang lain dan akhirnya menumpuk. Dan hal ini dapat menyebabkan terganggunya aliran air yang mengalir, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan tergenang. Kedua, tidak membangun rumah di samping kali, yang menyebabkan debit volume air akan naik karena menyempitnya kali. Saya sangat setuju dengan program baru yang direncanakan oleh gubernur Jakarta, ia memindahkan rumah – rumah yang ada di bantaran kali ciliwung ke tempat yang tidak jauh dari sana. Saya katakan bagus karena ia memindahkan dan memiliki tempat untuk mereka pindah, bukan menggusur karena jika menggusur akan sulit baginya untuk memindahkan mereka. Dan tempat ini adalah langgananya banjir ketika musim penghujan. Ketiga membuat penghijauan dan tidak menebang pohon secara sembarang, karena selain untuk membuat udara mejadi segar pepohonan juga dapat menyerap air, sehingga air dapat tertampung pada pepohonan. Yang ke empat adalah membuat tempat resapan air. Hal ini yang sering di lupakan ketika mengubah jalan tanah atau con blok dengan aspal, mereka kurang memperhatikan untuk hal seperti ini, mungkin dikarenakan lebar jalan akan berkurang jika membuat resapan di samping – samping jalan. Padahal jika tidak membuatnya, daerah tersebut akan berpotensi banjir. Yang kelima mungkin ini bagi pemerintah daerah, yaitu membangun suatu bendungan air buatan. Jika ada tempat ini maka sawah – sawah petani tidak akan kebanjiran dan tidak mengalami gagal panen. Dan jika ini terjadi sudah pasti harga sembako akan menaik. Dan memperhatikan bendungan – bendungan yang sudah tua yang sewaktu – waktu dapat jebol dan mengakibatkan air tumpah dan menggenangi sawah – sawah petani. Memang kurangnya kesadaran dari kita akan bencana ini. Atau mungkin kita sudah terbiasa dengan bencana ini. Namun pepatah mengatakan “lebih baik mencegah dari pada mengobati”. Namun kenyataanya setelah sakit baru mengobati. Mungkin ini hanya pemikiran dari saya akan bencana banjir. Semoga setelah membaca artikel ini kita lebih memperhatikan akan bencana banjir. Sekian dari saya semoga ini bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bahasa Indonesia
Universitas Gunadarma
Sistem Informasi
Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin praevenire, yang artinya“datang sebelum” atau “antisipasi “mempersiapkan diri sebelum terjadi sesuatu” atau “mencegah untuk tidak terjadi sesuatu”. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi dimaknakan sebagai upaya yang secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Assalamualaikum Wr. Wb. Banjir adalah suatu bencana alam yang cukup berdampak negatif bagi masyarakat terutama yang mengalaminya. Namun sesungguhnya bencana banjir bukan sepenuhnya berasal dari alam melainkan dari faktor manusia itu sendiri. Jika saja kita sadar akan kedatangan bencana ini, maka kita pasti akan menjaga kebersihan. Karena bencana ini dapat kita hindari, seperti melakukan hal – hal yang positif. Pertama tidak membuang sampah di tempat air mengalir. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang yang tinggalnya berdekatan dengan kali. Mungkin mereka berfikir sampah mereka akan hilang bersama aliran sungai, padahal jika ia melakukan hal tersebut, sampah yang mereka buang akan tersendat oleh sampah yang lain dan akhirnya menumpuk. Dan hal ini dapat menyebabkan terganggunya aliran air yang mengalir, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan tergenang. Kedua, tidak membangun rumah di samping kali, yang menyebabkan debit volume air akan naik karena menyempitnya kali. Saya sangat setuju dengan program baru yang direncanakan oleh gubernur Jakarta, ia memindahkan rumah – rumah yang ada di bantaran kali ciliwung ke tempat yang tidak jauh dari sana. Saya katakan bagus karena ia memindahkan dan memiliki tempat untuk mereka pindah, bukan menggusur karena jika menggusur akan sulit baginya untuk memindahkan mereka. Dan tempat ini adalah langgananya banjir ketika musim penghujan. Ketiga membuat penghijauan dan tidak menebang pohon secara sembarang, karena selain untuk membuat udara mejadi segar pepohonan juga dapat menyerap air, sehingga air dapat tertampung pada pepohonan. Yang ke empat adalah membuat tempat resapan air. Hal ini yang sering di lupakan ketika mengubah jalan tanah atau con blok dengan aspal, mereka kurang memperhatikan untuk hal seperti ini, mungkin dikarenakan lebar jalan akan berkurang jika membuat resapan di samping – samping jalan. Padahal jika tidak membuatnya, daerah tersebut akan berpotensi banjir. Yang kelima mungkin ini bagi pemerintah daerah, yaitu membangun suatu bendungan air buatan. Jika ada tempat ini maka sawah – sawah petani tidak akan kebanjiran dan tidak mengalami gagal panen. Dan jika ini terjadi sudah pasti harga sembako akan menaik. Dan memperhatikan bendungan – bendungan yang sudah tua yang sewaktu – waktu dapat jebol dan mengakibatkan air tumpah dan menggenangi sawah – sawah petani. Memang kurangnya kesadaran dari kita akan bencana ini. Atau mungkin kita sudah terbiasa dengan bencana ini. Namun pepatah mengatakan “lebih baik mencegah dari pada mengobati”. Namun kenyataanya setelah sakit baru mengobati. Mungkin ini hanya pemikiran dari saya akan bencana banjir. Semoga setelah membaca artikel ini kita lebih memperhatikan akan bencana banjir. Sekian dari saya semoga ini bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bahasa Indonesia
Universitas Gunadarma
Sistem Informasi
No comments:
Post a Comment